10 Penyakit Autoimun yang Bisa Melumpuhkan Tubuh

10 Penyakit Autoimun yang Bisa Melumpuhkan Tubuh

poltekkespalangkaraya.com – Sistem imun seharusnya jadi pelindung tubuh dari serangan penyakit. Tapi dalam kondisi tertentu, sistem imun malah berbalik menyerang tubuh sendiri. Kondisi ini disebut autoimun, dan dampaknya bisa bermacam-macam tergantung bagian tubuh mana yang diserang. Nah, yang perlu diwaspadai, beberapa jenis penyakit autoimun ternyata bisa sampai bikin kelumpuhan.

Artikel ini aku tulis buat kamu pembaca setia poltekkespalangkaraya.com yang pengin tahu lebih dalam soal penyakit autoimun yang bisa bikin tubuh lumpuh. Biar kamu lebih waspada, bisa deteksi lebih cepat, dan nggak bingung kalau muncul gejala aneh di tubuh. Yuk, langsung kita bahas satu per satu jenisnya.

1. Multiple Sclerosis (MS)

MS adalah salah satu penyakit autoimun yang paling dikenal bisa bikin kelumpuhan. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat, terutama selubung pelindung saraf (mielin). Akibatnya, sinyal dari otak ke tubuh jadi terganggu.

Gejalanya bisa berupa kesemutan, lemah otot, gangguan penglihatan, dan akhirnya kelumpuhan sebagian atau total jika tidak ditangani. MS biasanya berkembang perlahan, jadi penting banget untuk deteksi sejak awal lewat MRI dan pemeriksaan saraf.

2. Guillain-Barré Syndrome (GBS)

GBS termasuk penyakit langka tapi serius. Sistem imun menyerang saraf perifer, yaitu saraf yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Awalnya biasanya muncul kelemahan di kaki, lalu naik ke tubuh bagian atas dan bisa berujung pada kelumpuhan total.

Kabar baiknya, GBS bisa pulih dengan penanganan medis cepat, termasuk terapi imun dan fisioterapi intensif. Tapi tetap aja, harus cepat dibawa ke dokter kalau ada gejala mencurigakan.

3. Neuromyelitis Optica (NMO)

NMO sering disangka sebagai MS karena gejalanya mirip, tapi sebenarnya beda. Penyakit ini menyerang saraf mata dan sumsum tulang belakang. Gejala awalnya bisa berupa kehilangan penglihatan dan kelemahan otot.

Kalau NMO menyerang sumsum tulang belakang dalam jangka panjang, bisa menyebabkan kelumpuhan di bagian bawah tubuh. Tes darah dan MRI biasanya dibutuhkan untuk membedakan NMO dari MS.

4. Myasthenia Gravis

Penyakit ini bikin sambungan antara saraf dan otot terganggu. Akibatnya, otot jadi cepat lelah dan lemah. Gejalanya bisa berupa kelopak mata turun, sulit bicara, dan sulit menelan. Dalam kasus berat, bisa menyebabkan kelumpuhan otot pernapasan.

Meski gejalanya bisa menakutkan, banyak pasien Myasthenia Gravis bisa tetap menjalani hidup aktif dengan pengobatan dan terapi yang tepat.

5. Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)

Lupus dikenal sebagai penyakit autoimun seribu wajah karena gejalanya sangat beragam. Umumnya menyerang kulit dan organ dalam, tapi lupus juga bisa menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan gangguan saraf.

BACA JUGA:  10 Manfaat Yoga untuk Kesehatan Tubuh dan Pikiran

Gejala lupus neurologis bisa berupa kejang, kesemutan, bahkan kelumpuhan ringan. Oleh karena itu, pemantauan rutin dan obat imunosupresan sangat penting untuk cegah serangan yang lebih parah.

6. Polymyositis

Penyakit ini menyerang otot-otot besar di tubuh, seperti paha, bahu, dan lengan. Akibatnya, otot jadi lemah dan gerakan jadi terbatas. Dalam kasus berat, bisa membuat pasien kesulitan berjalan atau bahkan berdiri.

Diagnosis dilakukan lewat tes darah (untuk lihat enzim otot), EMG, dan biopsi otot. Terapi biasanya melibatkan obat antiinflamasi dan latihan fisik secara bertahap.

7. Dermatomyositis

Mirip dengan polymyositis, tapi ditambah dengan gejala khas berupa ruam merah di kulit, terutama di wajah, lengan, dan leher. Otot-otot tubuh juga melemah secara progresif.

Kalau nggak ditangani, kelemahan otot bisa menyebabkan kelumpuhan parsial dan kesulitan melakukan aktivitas harian. Pengobatan biasanya pakai kortikosteroid dan imunoterapi.

8. Sjögren’s Syndrome

Walaupun lebih dikenal menyerang kelenjar air mata dan ludah (yang bikin mulut dan mata kering), Sjögren’s juga bisa menyerang saraf perifer. Beberapa pasien mengalami mati rasa, kesemutan, dan kelemahan otot yang bisa berkembang menjadi kelumpuhan lokal.

Kondisi ini butuh perhatian khusus karena gejalanya sering muncul pelan-pelan dan nggak disangka sebagai masalah saraf. Tes darah dan biopsi kelenjar biasanya jadi langkah diagnosis awal.

9. Chronic Inflammatory Demyelinating Polyneuropathy (CIDP)

CIDP adalah versi kronis dari Guillain-Barré Syndrome. Penyakit ini bikin sel imun menyerang selubung saraf perifer secara perlahan. Gejalanya hampir sama: kelemahan otot, mati rasa, dan kesulitan bergerak.

Kalau nggak ditangani, bisa menyebabkan kelumpuhan jangka panjang. Terapi imunoglobulin dan kortikosteroid sering dipakai untuk memperlambat kerusakan.

10. Autoimmune Encephalitis

Ini adalah kondisi langka di mana sistem imun menyerang otak. Gejalanya bisa sangat kompleks: mulai dari perubahan perilaku, kejang, sampai kehilangan kesadaran. Dalam beberapa kasus, juga bisa menyebabkan gangguan motorik dan kelumpuhan.

Karena penyakit ini cukup langka, diagnosisnya butuh tes lengkap seperti MRI, EEG, dan pemeriksaan antibodi di cairan otak. Penanganan cepat penting untuk mencegah kerusakan saraf permanen.

Penutup

Penyakit autoimun bisa menyerang berbagai bagian tubuh, dan dalam beberapa kasus bisa berujung pada kelumpuhan. Tapi bukan berarti kita nggak bisa melakukan apa-apa. Deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan gaya hidup sehat bisa bantu mencegah kondisi makin parah.

Semoga artikel dari poltekkespalangkaraya.com ini bisa kasih kamu wawasan baru tentang penyakit autoimun dan kenapa penting banget untuk nggak remehin gejala yang muncul di tubuh. Yuk, lebih peka sama sinyal tubuh sendiri, karena kesehatan itu investasi paling berharga.